Showing posts with label Islam. Show all posts
Showing posts with label Islam. Show all posts

12 March 2015

Kisah Fenomenal Perang Mu'tah

Perang Mu'tah


Kali ini saya akan memposting masih sama seperti sebelumnya yaitu tentang peperangan Islam. Tapi Kali ini yang akan saya bahas perang yang sangat fenomenal antara Islam dengan Romawi. Jika sudah ada ciri ciri seperti itu saya yakin anda sudah tau apa yang akan saya post.. Yaitu Kisah Perang Mu'tah, perang ini adalah pembuka atau batu loncatan penaklukkan negeri negeri nasrani. Perang ini terjadi pada jumadil ula 8 hijriah, yang bertepatan antara dengan bulan agustus atau september 629 masehi.
Mu'tah adalah suatu negeri dekat balqo', syam. Jarak antara mu'tah dan baitul maqdis adalah 2 hari perjalanan.

Latar belakang perang mu'tah
Rasululloh SAW pernah mengutus al harits bin umair untuk mengantarkan surat kepada pemimpin bushro. Namun di tengah perjalanan al harits dihadang oleh syurohbil bin amr ali ghossaniy, dia adalah pemimpin balqo' yang termasuk wilayah syam dan di bawah kekuasaan kaisar, al harits dibunuh nya dengan memenggal lehernya. padahal membunuh duta dan utusan itu merupakan kejahatan yang amat keji.
dengan karena itu rasululloh SAW pun murka setelah di beri tahu tentang kabar ini, kemudian bliau menghimpun pasukan yang jumlahnya sampai 3000 pasukan

Para panglima & Pesan Rasululloh SAW
sebelum para pasukan muslimin berangkat, Rasululloh SAW menunjuk zaid bin haritsah sebagai pemimpin pasukan, kemudian Bliau bersabda :"Apabila zaid gugur penggantinya adalah ja'far. Dan apabila ja'far gugur penggantinya adalah abdulloh bin rawahah". Bliau kemudian menyerah kan bendera perang putih kepada zaid bin haritsah.
Bliau juga memberi pesan kepada para prajurit itu yang sabda nya : "berperang
lah dengan menyebut nama ALLOH, perangilah orang orang yang kufur kepada ALLOH. janganlah mengingkari janji, janganlah membunuh anak-anak, janganlah membunuhnwanita-wanita, janganlah membunuh orang tua yang renta, jangan menggangu orang yang sedang beribadah, jangan menebang pepohonan dan janganlah kalian merobohkan bangunan-bangunan".
Pasukan muslimin berangakat
Kemudian mereka berangkat menuju ke arah utara lalu berhenti di ma'an. Ma'an ini sudah masuk wilayah syam dan berbatasan dengan hijaz utara. Pada saat itu mereka mendapat informasi bahwa musuh bermarkas di maab di wilayah balqo' dengan kekuatan 100.000 prajurit romawi ditambah dengan pasukan lakhem,judzam,balqoin,bahro',dan baliy sebanyak 100.000 prajurit, sehingga pasukan musuh berjumlah 200.000 prajurit.


Musyawarah di ma'an
Pasukan muslimin tidak pernah membayangkan mereka akan berhadapan dengan pasukan yang sangat besar. Pasukan muslimin dikejutkan oleh pasukan yang sangat besar ini , di sisi lain mereka juga berada di daerah yang jauh dengan madinah. Apakah pasukan muslimin harus menyerang kekuatan musuh yang berjumah lebih banyak yang bagaikan samudera itu ? pasukan muslimin benar benar bingung. Dua malam mereka berada di ma'an memikirkan masalah ini. Mereka terus menimbang nimbang dan memusyawarah kna hal itu. kemudian mereka memutuskan untuk mengirim surat kepada Rasululloh SAW untuk mengirimkan bala bantuan.
Tapi abdulloh bin rawahah menentang pendapat ini, ia memberikan semangat kepada pasukan muslimin. Dia berkata: "wahai pasukan muslimin, demi alloh, perkara yang tidak kalian sukai sebenarnya justru merupakan sesuatu yang kalian cari, yaitu mati SYAHID. Kita tidak memerangi mereka karen jumlah, kekuatan dan banyak nya personil. Kita tidak memerangi merangi melainkan karena agama ini, yanga dengannya ALLOH telah memuliakan kita. Maka berangkatlah, karena disana hanya ada salah satu dari dua kebaikan, entah kemenangan atau mati syahid". 

                                                                                                        
   Awal pertempuran dan pergatian panglima perang
setelah mendengar perkataan dari abdulloh bin rawahah, pasukan yang berkekuatan 3000 ini berangkat menuju mu'tah, dan di mu'tah inilah mereka berperang melawan musuh yang berkekuatan 200.000 ini. Suatu pertempuran yang membuat dunia heran dan kebingungan, tapi apabila angin iman sudah berhembus, maka munculah hal-hal yang menakjubkan.
Dan akhirnya pertempuran sengitpun terjadi. Dalam pertempuran itu panglima pasukan kaum muslimin, yaitu zaid gugur, kemudian di gantikan oleh ja'far, yang kemudian juga gugur akibat kedua tangannya tersabit oleh pedang musuh, kemudian di gantikan oleh abdulloh bin rawahah, yang kemudian gugur juga. Kemudian panglima pasukan muslimin dipegang oleh Khalid bin walid, dia mengambil bendera dan bertempur dengan gagah berani, karena serunya dia berperang, hingga ada 9 pedang yang patah di tangannya. Dialah salah satu pedang ALLOH sebagaimana yang di katakan Rasululloh SAW : "Khalid bin walid si pedang ALLOH".

Strategi jitu kholid bin walid
Rasanya aneh jika pasukan yang kecil ini selamat dan tegar bertahan menghadapi pasukan romawi yang bagaikan samudera. Pada saat seperti itu Kholid bin walid menunjukan kemahiran dan kecerdasannya dalam melepaskan pasukan muslimin dari akibat yang lebih parah bagi diri mereka.
pada keesokan hari nya, kholid bin walid merubah komposisi pasukan dan mempersiapkan dengan strategi baru. Yang tadinya berada di bagian belakang dipindah kebagian depan, yang tadinya berada di sayap kiri dialihkan ke sayap kanan, begitu pula sebaliknya.
saat musuh melihat pasukan muslimin, mereka berkata: rupanya mereka mendapat bala bantuan. dengan itu rasa gentar mulai merayapi hati pasukan musuh.
setelah kedua pasukan saling bertempur dan saling memata-matai, pasukan muslimin mundur secara perlahan, sambil tetap menjaga komposisi pasukan, sedangkan pasukan romawi tidak mengejar, karena mereka mengira bahwa pasukan muslimin menerapkan suatu jebakan dan sengaja menarik mereka ke tengah padang pasir lalu melancarkan serangan balik di sana.

Akhir peperangan
akhirnya pasukan romawi pulang ke negerinya. Mereka sama sekali tidak berpikir untuk melakukan pengejaran terhadap pasukan muslimin. Dengan begitu pasukan muslimin selamat hingga kembali ke madinah.
jumlah korban dalam peperangan ini dari pihak muslimin adalah 12 orang, sedangkan korban pihak musuh di perkirakan sangat banyak, hingga tak terhitung.

Dampak peperangan

Sekalipun pasukan muslimin tidak bisa melancarkan serangan balasan, namun pengaruh peperangan ini besar dalam mengangkat nama pasukan muslimin. Semua orang arab merasa kagum dan keheranan karenanya. Pasukan romawi adalah pasukan paling besar dan paling kuat di muka bumi zaman itu. Sebelumnya orang orang arab mengira bahwa kenekadan pasukan muslimin ini sama dengan mencari mati, pasukan yang berjumlah 3000 harus berhadapan dengan pasukan yang berjumlah 200.000 prajurit, lalu pasukan yang kecil ini pulang tanpa kerugian yang berarti, sungguh keajaiban dunia.


Sekian lah Yang dapat saya Sampai kan pada Posting ini.. Semoga Posting saya ini dapat bermanfaat bagi anda Reader ;)
Read More

Kisah Peperangan Konstantinopel

Perperangan Konstantinopel

Image result for Kisah peperangan Konstantinopel

Kali ini saya akan memposting tentang Peperangan tetapi peperangan ini dialami oleh Islam dan memperoleh kemenangan setelah Berkali kali mencoba.. Mungkin anda sudah pada tahu apa yang di perebutkan. itu adalah Daerah Konstantinopel. Konstantinopel merupakan salah satu kota terpenting di dunia, kota yang sekaligus benteng ini dibangun pada tahun 330 M oleh Kaisar Byzantium yaitu Constantine I. Konstaninopel memiliki posisi yang sangat penting di mata dunia. Sejak didirikannya, pemerintahan Byzantium telah menjadikannya sebagai ibukota pemerintahannya. Konstantinopel merupakan salah satu kota terbesar dan benteng terkuat di dunia saat itu, dikelilingi lautan dari tiga sisi sekaligus, yaitu selat Bosphorus, Laut Marmara dan Tanduk Emas (Golden Horn) yang dijaga dengan rantai yang sangat besar, hingga tidak memungkinkan untuk masuknya kapal musuh ke dalamnya. Di samping itu, dari daratan juga dijaga dengan pagar-pagar sangat kokoh yang terbentang dari laut Marmara sampai Tanduk Emas. Memiliki satu menara dengan ketinggian 60 kaki, benteng-benteng tinggi yang pagar bagian luarnya saja memiliki ketinggian 25 kaki, selain tower-tower pemantau yang terpencar dan dipenuhi tentara pengawas. Dari segi kekuatan militer, kota ini dianggap sebagai kota yang paling aman dan terlindungi, karena di dalamnya ada pagar-pagar pengaman, benteng-benteng yang kuat dan perlindungan secara alami. dengan demikian, maka sangat sulit untuk bisa diserang apalagi ditaklukkan.

Kedudukan Konstantinopel yang strategis diillustrasikan oleh Napoleon Bonaparte; ".....kalaulah dunia ini sebuah negara, maka Konstantinopel inilah yang paling layak menjadi ibukota negaranya!".

Banyak serangan yang dilancarkan para Khalifah Islam dalam rangka penaklukan konstantinopel dalam rentang waktu 800 tahun lamanya. Namun semuanya mengalami kegagalan sampai penyerangan terakhir yang dilakukan oleh Sultan Muhammad II yang bergelar Muhammad Al-Fatih.

Usaha pertama untuk mengepung Konstantinopel dilakukan pada tahun 34 H / 654 M pada masa pemerintahan Usman bin Affan r.a. Dia mengirimkan Muawiyah bin Abu Sofyan r.a. dengan pasukan yang besar untuk mengepung dan menaklukkannya. Tetapi mereka pulang dengan tangan hampa disebabkan oleh kokohnya pertahanan Konstantinopel.

Pada masa Bani Umayah tercatat 2 serangan penting yang dilancarkan :

Pertama yang dilakukan pada masa Muawiyah bin Abu Sofyan r.a. Dalam usaha penaklukan itu Abu Ayub Al-Anshari syahid, sebelum wafat Abu Ayyub sempat berwasiat jika wafat ia meminta dimakamkan di titik terjauh yang bisa dicapai oleh kaum muslim. Dan para sahabatnya berhasil menyelinap dan memakamkan beliau persis di sisi tembok benteng Konstantinopel di wilayah Golden Horn.

Kedua adalah yang dilakukan pada masa Khalifah Sulaiman bin Abdul Malik tahun 98 H . Pada saat itu dia mengirimkan pasukan tentara sejumlah 20.000 orang dan sekitar seratus perahu untuk mengepung dan menaklukkan Konstantinopel. Pengepungan Konstantinopel berlangsung berbulan-bulan dengan pasukan yang dalam kondisi kritis karena keinginan kuat sang Khalifah dalam menaklukkan Konstantinopel. Tetapi usaha itu belum juga berhasil akibat suhu udara yang sangat dingin. Pasukan itu kemudian ditarik mundur oleh Khalifah Umar bin Abdul Aziz setelah dirinya menggantikan Khalifah Sulaiman bin Abdul Malik yang mangkat pada saat tentara masih berada di medan pertempuran.

Di masa kekhalifahan Abbasiyah berlangsung serangan yang demikian intensif ke Byzantium, namun demikian usaha ini belum sampai menyentuh Konstantinopel walaupun serangan itu telah menimbulkan gejolak di dalam negeri Byzantium, khususnya serangan yang dilakukan oleh Khalifah Harun Ar-Rasyid pada tahun 190 H. Setelah itu upaya penaklukan Konstantinopel dilanjutkan oleh Kesultanan Islam Seljuk di Asia Kecil diantaranya adalah Sultan Alib Arsalan yang berhasil mengalahkan tentara Kaisar Rumanos dari Romawi dengan pasukannya yang berjumlah kurang lebih 200.000 personil hanya dengan tentara Islam sejumlah 15.000 personil dalam Perang Manzikart pada tahun 464 H/1070 M. Kemenangan Spektakuler ini merupakan titik perubahan penting dalam sejarah Islam. Sebab peristiwa ini telah melemahkan pengaruh Romawi di Asia Kecil yang tak lain adalah wilayah-wilayah strategis kekaisaran Byzantium.

Saat kekhalifahan Abbasiyah yang beribukota di Baghdad dihancurkan oleh serbuan pasukan Mongol, muncullah Utsman peletak dasar Kekhalifahan Utsmaniyah. Dengan kekuasaan yang baru lahir dia telah berhasil menembus Laut Marmara, dengan bala tentaranya dia berhasil membayangi dua kota utama Byzantium kala itu yakni Azniq dan Burshah. Setelah beliau wafat, Khalifah penggantinya Orkhan melanjutkan misi pendahulunya. Tahun 727 H/1327M Nicomedia sebuah kota yang berada di barat laut Asia kecil dekat kota Konstantinopel berhasil ditaklukkan.

Sultan Orkhan sangat peduli untuk merealisasikan apa yang pernah dikabarkan oleh Rasulullah SAW tentang akan ditaklukkannya Konstantinopel. Dia telah melakukan langkah-langkah strategis untuk melakukan pengepungan terhadap ibukota Byzantium dari sebelah barat dan timur pada saat yang bersamaan, agar bisa merealisasikannya, dia mengirim anaknya yang bernama Sulaiman untuk melintasi selat Dardanela dan memerintahkannya agar menguasai beberapa wilayah di sebelah barat. Tahun 758 H Sulaiman berhasil menyeberangi selat Dardanela pada malam hari bersama pasukan kavaleri. Ketika sampai di tepi barat, mereka berhasil mengambil alih beberapa kapal milik tentara Romawi yang sedang berada ditempat itu, kemudian mereka membawa kapal–kapal itu ke tepi timur, mengingat tentara Utsmaniyah belum memiliki armada laut sebab kekuasaan mereka baru saja berdiri. Di tepi timur inilah, Sulaiman memerintahkan pasukannya untuk menaiki kapal-kapal itu yang membawa mereka ke pantai Eropa. Mereka lalu mampu menaklukkan benteng Tarnab, dilanjutkan ke Ghalmabuli yang di dalamnya ada benteng Jana dan Apsala serta Rodestu, semuanya berada di selat Dardanela yang berada diutara dan selatan.

Dengan begitu Sultan Orkhan telah melakukan sebuah langkah penting dan membuka jalan bagi pemimpin yang datang setelahnya untuk menaklukkan Konstantinopel. Di Eropa, tentara Utsmaniyah melakukan penaklukan di wilayah-wilayah yang dikuasai oleh Byzantium. Pada tahun 762 H/1360 M, Sultan Murad I mengusai Adrianopel ( Edirne ), sebuah kota yang sangat strategis di Balkan dan dianggap sebagai kota kedua setelah Konstantinopel oleh Byzantium. Dia menjadikan kota ini sebagai ibukota pemerintahannya sejak tahun 768H1366M. Pada masa kepemimpinan Sultan Bayazid I terjadi pengepungan Konstantinopel dengan pasukan yang dipimpinnya sendiri hingga membuat Konstantinopel hampir menemui keruntuhannya. Namun karena munculnya sebuah bahaya baru yaitu ekspansi Timur Lenk dari Mongol yang mengancam pemerintahan Utsmaniyah akhirnya Sultan Bayazid menarik mundur pengepungan tersebut.

Pada masa pemerintahan Sultan Murad II beberapa kali usaha penaklukkan Kota Konstantinopel dilakukan. Bahkan di masanya pasukan Islam beberapa kali mengepung kota ini. Adalah Sultan Muhammad II putera Sultan Murad II yang melanjutkan penaklukkan Konstantinopel baik dari ayahnya maupun pendahulunya. Dalam rangka penaklukan ini beliau berusaha untuk memperkuat kekuatan militer Utsmaniyah dari segi kuantitas hingga mencapai 250.000 personil. Selain membekali pasukan dengan kemampuan tempur dia juga menanamkan semangat Jihad. Sultan selalu mengingatkan mereka akan pujian Rasulullah SAW pada pasukan yang mampu membuka Kota Konstantinopel. Beliau selalu berharap, tentara yang dimaksud Rasulullah adalah tentaranya. Hal ini memberikan dorongan moral serta ruhiyyah yang sangat kuat di benak pasukannya. Selain itu ia juga memperkuat infrastruktur angkatan bersenjata dan modernisasi peralatan tempur, dengan membangun benteng Romali Hisyar di wilayah selatan Eropa di selat Bosphorus pada sebuah titik yang paling strategis yang berhadapan dengan benteng yang pernah dibangun pendahulunya yaitu Sulthan Bayazid di daratan Asia, beliau juga menyiapkan meriam-meriam yang berukuran sangat besar dalam penaklukan kali ini.

Sebelum serangan dilancarkan, Sultan Muhammad II telah mengadakan perjanjian dengan kerajaan yang berbatasan langsung dengan Konstantinopel diantaranya ialah perjanjian yang dibuat dengan kerajaan Galata yang bersebelahan dengan Byzantium. Ini merupakan strategi yang penting supaya seluruh tenaga dapat difokuskan kepada musuh yang satu tanpa ada ancaman lain yang tidak terduga.

Selain itu, dalam mempersiapkan penaklukan kota Konstantinopel, Sultan Muhammad II juga memperkuat armada laut Utsmaniyah, mengingat Konstantinopel adalah sebuah kota laut, yang tidak mungkin bisa dikepung kecuali dengan menggunakan armada laut. Disebutkan bahwa kapal perang yang telah dipersiapkan berjumlah 400 unit. Meriam-meriam besar telah digerakkan dari Adrianopel menuju Konstantinopel dalam jangka waktu dua bulan.

Keseriusan Sultan Muhammad II telah mendorong Kaisar Byzantium berusaha mendapatkan pertolongan dari negara-negara Eropa. Dia memohon pertolongan dari gereja Katholik Roma sedangkan pada saat itu semua gereja di Konstantinopel beraliran Orthodoks. Demi mendapatkan bantuan tersebut Constantine XI Paleologus, Kaisar Byzantium pada saat itu setuju untuk menukar aliran di Konstantinopel demi menyatukan kedua aliran yang saling bermusuhan itu. Perwakilan dari Eropa telah tiba di konstantinopel untuk tujuan tersebut. Constantine XI Paleologus berpidato di Gereja Aya Sophia menyatakan ketundukan Byzantium kepada Katholik Roma. Hal ini telah menimbulkan kemarahan penduduk Konstantinopel yang beraliran Orthodoks. Sehingga ada di antara pemimpin Orthodoks berkata, "Sesungguhnya aku lebih rela melihat di bumi Byzantium ini sorban orang Turki Muslim daripada aku melihat topi Latin!" Situasi ini telah mencetuskan pemberontakan rakyat terhadap keputusan Constantine XI yang dianggap telah berkhianat.

Akhirnya pasukan yang dipimpin langsung Sultan Muhammad II sampai didekat Konstantinopel pada hari Kamis tanggal 26 Rabiul Awwal 857 H/6 April 1453 M. Bersama dengan Sultan adalah gurunya, Syaikh Aaq Syamsudin beserta tangan kanannya, Halil Pasha dan Zaghanos Pasha. Mereka merencanakan penyerangan ke Konstantinopel dari berbagai penjuru kota dengan berbekal 150.000 ribu pasukan, meriam dan 400 kapal perang. Sultan Muhammad II mengirim surat kepada Constantine XI Paleologus untuk masuk Islam, menyerahkan penguasaan kota secara damai atau memilih perang. Constantine XI Paleologus bertahan untuk tetap mempertahankan kota. Ia dibantu oleh Kardinal Isidor, Pangeran Orkhan dan Giovanni Giustiniani dari Genoa.

Kota dengan benteng tinggi 10-an meter tersebut memang sulit ditembus, selain itu di sisi luar benteng dilindungi oleh parit-parit dalam. Dari sebelah barat pasukan artileri harus membobol benteng setebal dua lapis sedangkan dari arah selatan laut Marmara, armada laut Turki Utsmani harus berhadapan dengan kapal perang Genoa pimpinan Giustiniani dan di arah timur selat sempit tanduk emas sudah dilindungi dengan rantai besar hingga kapal perang ukuran kecil pun tak bisa melewatinya.


Constantine XI Paleologus telah melakukan negosiasi dengan berbagai tawaran demi untuk menyelamatkan kedudukannya. Akan tetapi Sultan Muhammad II menolak semua tawaran itu, justru sebaliknya beliau memberi saran supaya Konstantinopel diserahkan kepada Daulah Utsmaniyah secara damai. Sultan Muhammad II berjanji, jika Konstantinopel diserahkan secara damai, tak ada seorang pun yang akan diapa-apakan bahkan tidak ada gereja dan harta benda penduduk yang dimusnahkan.

Bagian dari isi ucapan beliau adalah, "... serahkan kekaisaranmu, kota Konstantinopel. Aku bersumpah bahwa tentaraku tidak akan mengancam nyawa, harta dan kehormatan mereka. Mereka yang ingin terus tinggal dan hidup dengan aman sejahtera di Konstantinopel, bebas berbuat demikian. Dan siapa yang ingin meninggalkan kota ini dengan aman sejahtera juga dipersilakan".

Keesokan harinya, Sultan Muhammad II telah menyusun dan membagi tentaranya menjadi tiga bagian. Pertama adalah gugus utama yang bertugas mengepung benteng yang mengelilingi kota itu. Di belakang kumpulan utama itu adalah tentara cadangan yang bertugas menyokong tentera utama. Meriam telah diarahkan ke pintu Topkopi. Pasukan pengawal juga diletakkan di beberapa kawasan strategis seperti kawasan-kawasan bukit di sekitar Kota tersebut. Armada laut Utsmaniyah juga diletakkan di sekitar perairan yang mengelilinginya. Akan tetapi kapal-kapal itu tidak mampu memasuki perairan Tanduk Emas disebabkan rantai raksasa yang menghalanginya.

Sejak hari pertama serangan, Tentara Byzantium telah dengan keras berusaha menghalangi tentara Islam untuk merapat di pintu-pintu masuk kota mereka. Tetapi serangan tentera Islam telah berhasil mematahkan halangan itu, ditambah dengan serangan meriam dari berbagai sudut. Bunyi meriam saja telah menimbulkan rasa takut yang amat sangat kepada penduduk Konstantinopel sehingga menghilangkan semangat mereka untuk melawan.

Armada laut Utsmaniyah telah mencoba beberapa kali untuk melepas rantai besi di Tanduk Emas. Dan pada saat yang sama, mengarahkan serangan ke kapal-kapal Byzantium dan Eropa yang tiba untuk menyerang. Namun usaha ini tidak berhasil. Kegagalan armada Turki Utsmaniyah memberikan semangat kepada tentara Byzantium untuk terus bertempur. Pada saat yang sama para pendeta berjalan di lorong-lorong kota, mengingatkan penduduk supaya banyak bersabar serta terus berdoa kepada Tuhan supaya menyelamatkan Konstantinopel. Constantine XI Paleologus juga sering bolak-balik ke Gereja Aya Sophia untuk tujuan yang sama.

Meskipun begitu, kepungan armada laut Sultan Muhammad II masih belum berhasil menerobos masuk disebabkan oleh rantai besi yang melindungi Tanduk Emas. Pada saat yang sama, para Mujahidin tetap terus melancarkan serangan sehingga pada 18 April 1453 M, pasukan penyerang berhasil meruntuhkan tembok konstantinopel di Lembah Lycos yang terletak di sebelah barat kota namun dengan cepat tentara Byzantium berhasil menumpuk reruntuhan sehingga benteng kembali tertutup.

Pada hari yang sama, beberapa buah kapal perang Utsmaniyah mencoba melewati rantai besi di Tanduk Emas, tetapi gabungan armada laut Byzantium dan Eropa berhasil menghalanginya bahkan banyak kapal perang Utsmaniyah yang karam oleh serangan armada laut Eropa dan Byzantium.

Dua hari setelah serangan itu, terjadi sekali lagi perang laut antara kedua belah pihak. Sultan Muhammad II sendiri mengawasi pertempuran dari tepi pantai. Saat itu juga, Sultan menunggang kudanya hingga ke tepi laut sambil berteriak dengan sekuat tenaga untuk memberikan semangat. Kesungguhan Sultan Muhammad II berhasil menaikkan semangat tentaranya. Namun, gabungan armada Eropa dan Byzantium berhasil mematahkan serangan mujahidin walaupun mereka bersungguh-sungguh melancarkan serangan demi serangan. Kegagalan tersebut menyebabkan Sultan mengganti Palta Oglu dengan Hamzah Pasha.

Kegagalan serangan tersebut telah memberikan kekhawatiran kepada tentara Utsmaniyah. Khalil Pasha yang merupakan wazir/perdana menteri ketika itu mencoba membujuk Sultan supaya membatalkan serangan serta menerima saja perjanjian penduduk Konstantinopel untuk tunduk kepada Daulah Utsmaniyah tanpa menaklukannya. Saran itu ditolak mentah-mentah oleh Sultan. Kini tinggal memikirkan cara supaya armada laut Turki Utsmani bisa melewati Tanduk Emas.

Salah satu pertahanan yang agak lemah adalah melalui selat Tanduk Emas yang sudah dirantai. Sampai akhirnya sebuah ide yang terdengar bodoh dikemukakan namun akhirnya dilakukan. Ide tersebut adalah memindahkan kapal-kapal perang yang berada di perairan selat bosphorus ditarik melalui darat untuk menghindari rantai penghalang. Hanya dalam semalam 70-an kapal bisa memasuki wilayah perairan Tanduk Emas (Golden Horn) melalui jalur darat yang memiliki perbukitan yang tinggi dan terjal. Cara yang dipakai untuk memindahkan kapal-kapal tersebut adalah dengan menggunakan 2 buah gelondongan kayu yang diapit menjadi satu sehingga bagian bawah kapal yang lebih lancip bisa melewati celah antara gelondongan, untuk mempermudahnya kayu-kayu diolesi minyak sehingga licin. Susunan kayu-kayu itu membentuk jalur yang menghubungkan 2 laut yang berbeda.

Pada Subuh pagi tanggal 22 April, penduduk kota yang lelap itu terbangun dengan suara pekik takbir tentara Islam yang menggema di perairan Tanduk Emas. Orang-orang di konstantinopel gempar, tak seorangpun yang percaya atas apa yang telah terjadi. Tidak ada yang dapat membayangkan bagaimana semua itu bisa terjadi hanya dalam semalam. Bahkan ada yang menyangka bahwa tentara Utsmaniyah mendapat bantuan jin dan setan.

Yilmaz Oztuna di dalam bukunya Osmanli Tarihi menceritakan salah seorang ahli sejarah tentang Byzantium mengatakan:

“Kami tidak pernah melihat dan tidak pernah mendengar sebelumnya, sesuatu yang sangat luar biasa seperti ini. Muhammad Al-Fatih telah mengubah bumi menjadi lautan dan dia menyeberangkan kapal-kapalnya di puncak-puncak gunung sebagai pengganti gelombang-gelombang lautan. Sungguh kehebatannya jauh melebihi apa yang dilakukan oleh Alexander yang Agung.”

Dengan posisi tentara Islam yang semakin kuat, Sultan Muhammad II melancarkan serangan besar-besaran ke benteng terakhir Konstantinopel. Tembakan meriam yang telah mengkaramkan sebuah kapal dagang di Tanduk Emas, menyebabkan tentara Eropa yang lain lari ketakutan. Mereka telah meninggalkan pertempuran melalui kota Galata. Semenjak keberhasilan kapal mujahidin memasuki perairan Tanduk Emas, serangan dilancarkan siang dan malam tanpa henti.

Takbir "Allahu Akbar, Allahu Akbar!" yang menggema di segala penjuru Konstantinopel telah memberikan serangan psikologis kepada penduduk kota itu. Semangat mereka terus luntur dengan ancaman demi ancaman dari pekikan takbir mujahiddin. Ketika ribut yang belum juga reda, penduduk Konstantinopel menyadari bahwa tentara Islam telah membuat terowongan untuk masuk ke dalam pusat kota. Ketakutan melanda penduduk sehingga mereka curiga dengan bunyi tapak kaki sendiri. Kalau-kalau tentara Turki Utsmani "keluar" dari dalam bumi.

Sultan Muhammad II yakin bahwa kemenangan semakin tiba, mendorong beliau untuk terus berusaha agar Constantine XI Paleologus menyerah kalah tanpa terus membiarkan kota itu musnah akibat gempuran meriam. Sekali lagi Sultan mengirim utusan meminta Constantine XI Paleologus agar menyerahkan Konstantinopel secara damai. Lalu Constantine XI Paleologus berunding dengan para menterinya. Ada yang menyarankan supaya mereka menyerah kalah dan ada pula yang ingin bertahan sampai akhir. Akhirnya dia setuju dengan pandangan kedua kemudian mengirimkan balasan:

"... syukur kepada Tuhan karena Sultan memberikan keamanan dan bersedia menerima pembayaran jizyah. Akan tetapi Constantine bersumpah untuk terus bertahan hingga akhir hayatnya demi takhta... atau mati dan dikuburkan di kota ini!".

Pada 27 Mei 1453, Sultan Muhammad II bersama tentaranya meluruskan niat dan membersihkan diri di hadapan Allah SWT. Mereka memperbanyak sholat, doa dan zikir dengan harapan Allah SWT memudahkan kemenangan. Para ulama juga memeriksa barisan tentara sambil memberi semangat kepada para mujahidin. Mereka diingatkan tentang kelebihan jihad dan syahid serta kemuliaan para syuhada terdahulu khususnya Abu Ayyub Al-Ansari r.a.

"...Sesungguhnya apabila Rasulullah SAW tiba di Madinah ketika kemenangan hijrah, Baginda telah pergi ke rumah Abu Ayyub Al-Ansari. Sesungguhnya Abu Ayyub pun telah datang (ke Konstantinopel) dan berada di sini!" Kata-kata inilah yang membakar semangat tentara islam hingga ke puncaknya.

Pada saat yang sama, penduduk Konstantinopel berdoa dirumah dan gereja-gereja mereka dengan khidmat berharap Tuhan menolong mereka.

Tepat jam 1 pagi hari Selasa 20 Jumadil Ula 857 H / 29 Mei 1453 M, serangan umum dilancarkan. Sebelum penyerangan umum Sultan Muhammad II memberikan pidato kepada tentara Islam :

“... Jika penaklukan kota Konstantinopel berhasil, maka sabda Rasulullah SAW telah menjadi kenyataan dan salah satu dari mukjizatnya telah terbukti, maka kita akan mendapatkan bagian dari apa yang telah menjadi janji dari hadits ini, yang berupa kemuliaan dan penghargaan. Oleh karena itu, sampaikanlah pada para pasukan satu persatu, bahwa kemenangan besar yang akan kita capai ini, akan menambah ketinggian dan kemuliaan Islam. Untuk itu, wajib bagi setiap pasukan, menjadikan syariat selalu didepan matanya dan jangan sampai ada diantara mereka yang melanggar syariat yang mulia ini. Hendaknya mereka tidak mengusik tempat-tempat peribadatan dan gereja-gereja. Hendaknya mereka jangan mengganggu para pendeta dan orang-orang lemah tak berdaya yang tidak ikut terjun dalam pertempuran.”

Sabda Rasulullah: "Bukan kamu yang akan menaklukan Konstantinopel, tetapi anak dan cucu-mu lah yang akan mengalahkan Konstantinopel."

Diiringi hujan panah, tentara Turki Utsmani maju dalam tiga lapis pasukan, irregular di lapis pertama, Anatolian Army di lapis kedua dan terakhir pasukan khusus Janissari. Para mujahidin diperintahkan supaya meninggikan suara takbir kalimah tauhid sambil menyerang kota. Penduduk Konstantinopel telah berada di puncak ketakutan mereka pagi itu. Mujahidin yang memang menginginkan mati syahid, begitu berani maju menyerbu tentara Byzantium.

Tentara Islam akhirnya berhasil menembus kota Konstantinopel melalui Pintu Edirne dan mereka telah berhasil mengibarkan bendera Daulah Utsmaniyah di puncak kota. Constantine XI Paleologus yang melihat kejadian itu melepas baju perang kerajaannya dan maju bertempur bersama pasukannya hingga menjadi martir dan tak pernah ditemukan jasadnya. Giustiniani sendiri melarikan diri meninggalkan kota dengan pasukan Genoa-nya. Kardinal Isidor sendiri lolos dengan menyamar sebagai budak melalui Galata, dan Pangeran Orkhan gugur di peperangan.

Berita kematian Kaisar Byzantium itu menaikkan lagi semangat tentara Islam untuk terus menyerang. Namun sebaliknya, bagaikan pohon tercabut akar, tentara Byzantium menjadi tercerai berai mendengar berita kematian Rajanya.

Tepat pada hari Selasa tanggal 20 Jumadil Ula 857 H bertepatan tanggal 29 Mei 1453 M, Konstantinopel jatuh dan berhasil ditaklukan oleh para mujahiddin. Sultan Muhammad II kemudian turun dari kudanya dan memberi penghargaan pada pasukan dengan ucapannya: “Masya Allah, kalian telah menjadi orang-orang yang mampu menaklukkan konstantinopel yang telah Rasulullah kabarkan”, Setelah itu beliau sujud kepada Allah SWT di atas tanah, sebagai ungkapan syukur dan pujian serta bentuk kerendahan diri dihadapan-Nya.

Pada hari itu, mayoritas penduduk Konstantinopel bersembunyi di gereja-gereja sekitar kota. Sultan Muhammad II berpesan kepada tentaranya supaya berbuat baik kepada penduduk kota yang baru ditaklukkannya. Beliau kemudian menuju ke Gereja Aya Sophia yang ketika itu menjadi tempat perlindungan sejumlah besar penduduk kota. Ketakutan jelas terbayang di wajah masing-masing penduduk ketika beliau menghampiri pintu gereja. Salah seorang pendeta telah membuka pintu gereja, dan Sultan meminta beliau supaya menenangkan penduduk.

Setelah itu, Sultan Muhammad II meminta supaya gereja berkenan ditukar menjadi Masjid supaya Jumat pertama nanti bisa dipergunakan untuk sholat Jumat. Sementara gereja-gereja lainnya tetap seperti biasa. Para pekerja bertugas menanggalkan salib, patung dan menutupi gambar-gambar untuk tujuan sholat. Pada hari Jumat itu, Sultan Muhammad II bersama para muslimin telah mendirikan sholat Jumat di Masjid Aya Sophia. Khutbah yang pertama di Aya Sophia itu disampaikan oleh Asy-Syeikh Ak Semsettin. Nama Konstantinopel kemudian diganti menjadi "Islam Bol/Islambul", yang berarti "Kota Islam" dan kemudian dijadikan sebagai ibu kota ketiga Khilafah Usmaniyyah setelah Bursa dan Edirne .

Atas jasanya tersebut Sultan Muhammad II diberi gelar Al-Fatih (penakluk), sehingga beliau sering dipanggil Sultan Muhammad Al-Fatih. Pertempuran memperebutkan Konstantinopel berlangsung dari tanggal 6 April s/d 29 Mei 1453 M, atau memakan waktu hampir 2 bulan lamanya.

Sekian lah posting saya tentang peperangan Konstantinopel yang di menangkan oleh Islam.. Jika kita yakin dan selalu bersungguh maka akan bisa tercapai seperti Islam yang sudah berkali kali menggempur konstantinopel dan di masa Sultan Muhammad II berhasil menaklukkannya.
Read More

24 February 2015

5 Perang Besar Islam

Image result for Perang besar dalam Islam

 Kali ini saya akan memposting tentang Perang.. tentunya perang yang pernah dialami Islam atau lebih tepatnya perang besar dalam Islam.. Dalam menyebarluaskan agama Islam ini tentu tidak luput dari perang karena alasan tertentu, terutama dengan orang kafir dan Romawi.. 
Inila 5 Perang yang ada dalam sejarah Islam :

1. Perang Badar


Perang Badar adalah pertempuran besar pertama antara umat Islam melawan musuh-musuhnya. Pada saat itu, kaum muslimin yang berjumlah 313 orang bertempur menghadapi pasukan Quraisy dari Mekkah yang berjumlah 1.000 orang.

Perang ini terjadi pada 17 maret 624 M atau 17 Ramadhan 2 H. Setelah bertempur habis-habisan sekitar dua jam, pasukan Muslim menghancurkan barisan pertahanan pasukan Quraisy yang kemudian mundur dalam kekacauan.

Bagi kaum Muslim awal, pertempuran ini sangatlah berarti karena merupakan bukti pertama bahwa mereka sesungguhnya berpeluang untuk mengalahkan musuh mereka di Mekkah. Mekkah saat itu merupakan salah satu kota terkaya dan terkuat di Jazirah Arab pada zaman jahiliyah.

Kemenangan kaum Muslim juga memperlihatkan kepada suku-suku Arab lainnya bahwa suatu kekuatan baru telah bangkit di Arabia, serta memperkokoh otoritas Muhammad sebagai pemimpin atas berbagai golongan masyarakat Madinah yang sebelumnya sering bertikai.

Berbagai suku Arab mulai memeluk agama Islam dan membangun persekutuan dengan kaum Muslim di Madinah; dengan demikian, ekspansi agama Islam pun dimulai.

2. Perang Uhud


Pertempuran Uhud adalah pertempuran yang pecah antara kaum muslimin dan kaum kafir Quraisy pada tanggal 22 Maret 625 M (7 Syawal 3 H). Pertempuran ini terjadi kurang lebih setahun lebih seminggu setelah Pertempuran Badar.

Tentara Islam berjumlah 700 orang sedangkan tentara kafir berjumlah 3.000 orang. Tentara Islam dipimpin langsung oleh rasulullah sedangkan tentara kafir dipimpin oleh Abu Sufyan.

Disebut Pertempuran Uhud karena terjadi di dekat bukit Uhud yang terletak 4 mil dari Masjid Nabawi dan mempunyai ketinggian 1000 kaki dari permukaan tanah dengan panjang 5 mil.

Pada saat itu, umat Islam hampir saja menelan kekalahan karena tidak disiplinnya para pasukan yang berada di atas bukit yang tergiur dengan harta rampasan perang sehingga mereka meninggalkan pos mereka yang dipelopori oleh Abdullah bin Ubay.

Hal ini dimanfaatkan oleh tentara-tentara kafir untuk memukul mundur kaum muslimin. Namun, Allah memberikan pertolongan-Nya terhadap kaum muslimin. Sehingga kaum muslimin meraih kemenangan.

3. Perang Mu'tah


Pertempuran Mu'tah adalah perang antara kaum muslimin melawan tentara kekaisaran Romawi. Perang ini terjadi pada 629 M atau 5 Jumadil Awal 8 Hijriah di dekat kampung yang bernama Mu'tah, di sebelah timur Sungai Yordan dan Al Karak.

Perang Mu’tah merupakan pendahuluan dan jalan pembuka untuk menaklukkan negeri-negeri Nasrani. Pemicu perang Mu’tah adalah pembunuhan utusan Rasulullah bernama al-Harits bin Umair yang diperintahkan menyampaikan surat kepada pemimpin Bashra.

Al-Harits dicegat oleh Syurahbil bin Amr, seorang gubernur wilayah Balqa di Syam, ditangkap dan dipenggal lehemya. Untuk perang ini, Rasulullah mempersiapkan pasukan berkekuatan tiga ribu prajurit. Inilah pasukan Islam terbesar pada waktu itu.

Mereka bergerak ke arah utara dan beristirahat di Mu'an. Saat itulah mereka memperoleh informasi bahwa Heraklius telah berada di salah satu bagian wilayah Balqa dengan kekuatan sekitar seratus ribu prajurit Romawi.

Mereka bahkan mendapat bantuan dari pasukan Lakhm, Judzam, Balqin dan Bahra kurang lebih seratus ribu prajurit. Jadi total kekuatan mereka adalah dua ratus ribu prajurit.

4. Perang Khandaq


Perang Khandaq terjadi pada bulan Syawal tahun 5 Hijriah atau pada tahun 627 Masehi, pengepungan Madinah ini dipelopori oleh pasukan gabungan antara kaum kafir Quraisy makkah dan yahudi bani Nadir (al-ahzaab). Pengepungan Medinah dimulai pada 31 Maret, 627 H dan berakhir setelah 27 hari.

Dua puluh pimpinan Yahudi bani Nadhir datang ke Makkah untuk melakukan provokasi agar kaum kafir mau bersatu untuk menumpas kaum muslimin. Pimpinan Yahudi bani Nadhir juga mendatangi Bani Ghathafan dan mengajak mereka untuk melakukan apa yang mereka serukan pada orang Quraisy.

Selanjutnya mereka mendatangi kabilah-kabilah Arab di sekitar Makkah untuk melakukan hal yang sama. Semua kelompok itu akhirnya sepakat untuk bergabung dan menghabisi kaum muslimin di Madinah sampai ke akar-akarnya.

Jumlah keseluruhan pasukan Ahzab (sekutu) adalah sekitar sepuluh ribu prajurit. Jumlah itu disebutkan dalam kitab sirah adalah lebih banyak ketimbang jumlah orang-orang yang tinggal di Madinah secara keseluruhan, termasuk wanita, anak-anak, pemuda dan orang tua.

Menghadapi kekuatan yang sangat besar ini, atas ide Salman al-Farisi, kaum muslimin menggunakan strategi penggalian parit untuk menghalangi sampainya pasukan musuh ke wilayah Madinah.

5. Perang Tabuk


Perang Tabuk atau juga Ekspedisi Tabuk, adalah ekspedisi yang dilakukan umat Islam pimpinan Muhammad pada 630 M atau 9 H, ke Tabuk, yang sekarang terletak di wilayah Arab Saudi barat laut.

Romawi memiliki kekuatan militer paling besar pada saat itu. Perang Tabuk merupakan kelanjutan dari perang Mu’tah. Kaum muslimin mendengar persiapan besar-besaran yang dilakukan oleh pasukan Romawi dan raja Ghassan.

Informasi tentang jumlah pasukan yang dihimpun adalah sekitar empat puluh ribu personil. Keadaan semakin kritis, karena suasana kemarau. Kaum muslimin tengah berada di tengah kesulitan dan kekurangan pangan.

Untuk melindungi umat Islam di Madinah, Muhammad memutuskan untuk melakukan aksi preventif, dan menyiapkan pasukan. Hal ini disulitkan dengan adanya kelaparan di tanah Arab dan kurangnya kas umat Muslimin.

Namun, Muhammad berhasil mengumpulkan pasukan yang terdiri dari 30.000 orang, jumlah pasukan terbanyak yang pernah dimiliki umat Islam.

Setelah sampai di Tabuk, umat Islam tidak menemukan pasukan Bizantium ataupun sekutunya. Menurut sumber-sumber Muslim, mereka menarik diri ke utara setelah mendengar kedatangannya pasukan Muhammad.

Namun tidak ada sumber non-Muslim yang mengkonfirmasi hal ini. Pasukan Muslim berada di Tabuk selama 10 hari. Ekspedisi ini dimanfaatkan Muhammad untuk mengunjungikabilah-kabilah yang ada di sekitar Tabuk.

Hasilnya, banyak kabilah Arab yang sejak itu tidak lagi mematuhi Kekaisaran Bizantium, dan berpihak kepada Muhammad dan umat Islam.

Muhammad juga berhasil mengumpulkan pajak dari kabilah-kabilah tersebut. Saat hendak pulang dari Tabuk, rombongan Muhammad didatangi oleh para pendeta Kristen di Lembah Sinai.

Muhammad berdiskusi dengan mereka, dan terjadi perjanjian yang mirip dengan Piagam Madinah bagi kaum Yahudi. Piagam ini berisi perdamaian antara umat Islam dan umat Kristen di daerah tersebut.

Muhammad akhirnya kembali ke Madinah setelah 30 hari meninggalkannya. Umat Islam maupun Kekaisaran Bizantium tidak menderita korban dari peristiwa ini, karena pertempuran tidak pernah terjadi.

Itulah 5 perang besar yang ada di dalam sejarah Islam. Semoga posting kali ini dapat bermanfaat bagi kita semua ;) dan jangan lupa untuk menshare nya ya ;) 
Read More

1 February 2015

Perang dimana Islam mengalami Kekalahan

Perang Uhud


Kali ini saya akan mempost tentang Perang Uhud yang diikuti Nabi Muhammad SAW.
Peperangan Uhud yang berlaku pada pertengahan bulan Syawal tahun ketiga Hijrah iaitu setahun selepas peperangan Badar yang berlaku pada bulan Ramadhan tahun kedua hijrah,mengapa terjadinya perang Uhud ni?? sebenarnya,peperangan ini meletus akibat daripada perasaan marah dan benci para kafir musyrikin terhadap kejayaan tentera Islam ketika peperangan Badar al-Kubra yang lalu...
Mereka telah menghimpunkan bala tentera seramai 3000 orang untuk menyerang umat Islam. Rasulullah s.a.w telah menerima berita tentang kemaraan tentera kafir musyrikin itu melalui al-Abbas bin Abdul Muttalib(bapa saudara nabi). Baginda pun terus mengadakan satu mesyuarat dan telah memberitahu bahawa sebelum ini baginda telah bermimpi dengan suatu yang baik iaitu:-

-telah menyembelih seekor lembu yang bermaksud beberapa orang sahabat akan gugur syahid..
-mata pedang Rasulullah s.a.w berlubang bermaksud ahli keluarga baginda sendiri ada yang turut gugur syahid..
-Rasulullah s.a.w telah memasukkan tangan ke dalam baju rantai yang kukuh yang bermaksud bahawa Madinah akan terus dapat dipertahankan.

Kisah-kisah Sahabat di Uhud

Kemudian pada hari Jumaat Rasulullah s.a.w telah memberi semangat yang bersungguh-sungguh kepada setiap umat Islam sehingga ucapan itu menyemarakkan lagi semangat jihad dalam sanubari umat Islam.
Rasulullah s.a.w telah mengatur strategi yang terbaik di dalam menghadapi kemaraan musuh.
Kedua-dua tentera ini bertembung dan bertempur dalam satu pertempuran yang hebat dan pada permulaannya tentera Islam telah mencapai kemenangan walau pun Sayyidina Hamzah bin Abdul Muttalib iaiatu bapa saudara nabi sendiri yang digelar Asadullah telah gugur syahid terkena panah yang dilontar oleh seorang hamba abdi yang bernama Wasyi bin Harb...

Begitu juga apa yang berlaku kepada Hanzalah bin Abu ‘Amir yang baru sahaja melangsungkan perkahwinan di mana setelah mendengar panggilan jihad dia terus meninggalkan isteri yang baru dikahwini semata-mata menyahut seruan jihad tersebut...
Dia ditemui telah gugur syahid dan didapati mayatnya basah seperti dimandikan..
Apabila diberitahu Rasullullah s.a.w akan perkara ini lalu baginda memberitahu bahawa mayatnya telah dimandikan oleh para malaikat kerana turunnya dia ke medan jihad dalam keadaan berjunub...
Inilah dia erti pengorbanan dan perjuangan yang ditunjukkan oleh para sahabat dalam memastikan keagungan Islam terus dipertahankan sehingga mereka sanggup mengorbankan atau mengenepikan kepentingan peribadi demi Islam.

Kemenangan peringkat pertama yang dicapai itu hanya sementara sahaja akibat daripada kelalaian tentera pemanah yang meninggalkan tempat mereka apabila tidak tahan sabar melihat para tentera Islam yang lain memungut harta rampasan dan mereka terlalu yakin bahawa tentera Islam telah pun menang...
Sedangkan strategi yang diatur oleh Rasulullah s.a.w yang menempatkan tentera pemanah di atas bukit itu amat tepat dan telah berjaya mematah beberapa serangan daripada tentera musuh sebelum ini...
Akibat daripada tidak patuhnya mereka terhadap perintah Rasulullah s.a.w menyebabkan mereka ditimpa musibah secara segera di mana tentera musuh(yang diketuai Khalid Al-Walid) yang memang menunggu saat untuk menyerang balas kini telah menggunakan peluang yang terbuka ini dengan sebaiknya...

Serangan ini telah menyebabkan berlakunya kacau bilau dan Rasulullah s.a.w sendiri cedera,sehingga patah gigi baginda...
Tentera musyrikin turut menyampaikan berita palsu bahawa Rasulullah s.a.w telah mati dan ini menambahkan lagi kekalutan dalam tentera Islam...
Dalam suasana yang kucar kacir inilah , Ka’ab bin Malik telah terpandang diri Rasulullah sa.w lalu dia melaungkan bahawa Rasulullah s.a.w masih hidup...
Laungan ini menaikkan semula semangat tentera Islam. Selepas itu Rasulullah s.aw telah mengumpul 30 orang para sahabat dan menuju ke suatu teluk di bukit Uhud bagi mengatur tindakan yang baru dalam menghadapi musuh...
dalam keadaan kucar-kacir itu juga,para sahabat amat melindungi Rasulullah dari serangan tentera bukan Islam..
akibat serangan yang kuat dari tentera bukan Islam,baginda jatuh ke dalam lubang..
Nusaibah(pemberi minum kepada para muslimin) ikut menyekat kemaraan musuh dan banyak mengalami kecederaan di bahunya..
melihat hal itu,Abu Dujanah melompat ke dalam lubang untuk melindungi Rasulullah dengan belakangnya..
anak panah yang menghujani lubang Muhammad mengenai belakang Abu Dujanah..
kerana banyaknya anak panah yang melekat dibelakangnya,badannya dilihat seperti belakang landak..

Strategi baru diambil berjaya menghalang kemaraan musuh walau pun cuba dihalang oleh Abu Sufian dan Khalid ibnu Walid dan tentera musyrikin..
Setelah gagal menghancurkan kekuatan tentera Islam lalu tentera musyrikin beralih tumpuan mereka kepada mayat tentera Islam yang telah gugur syahid di mana mereka telah menyincang dan mengelar mayat itu dengan penuh perasaan marah dan benci termasuklah mayat Sayyidina Hamzah bin Abdul Muttalib yang dibelah perutnya oleh Hindun binti’Utbah(isteri Abu Sufyan) untuk mengambil hatinya lalu dikunyah penuh dengan kebenciaan(kerana Hamzah telah menyebabkan kematian ayah,bapa saudara dan abang kandungnya dalam perang Badar), tetapi dia akhirnya tidak berjaya menelannya sebaliknya telah membuangnya semula daripada mulutnya...
tidak cukup dengan itu,dipotongnya juga telinga dan hidung Hamzah.

Antara kejadian yang menarik sepanjang peperangan Uhud ini ialah apabila seorang kafir yang bernama ‘Amru bin Thabit di mana sebelum ini telah diajak kepada Islam tetapi dia enggan. Tiba-tiba dalam peperangan ini dia telah dijumpai dalam keadaan nazak dan apabila ditanya tentang sebab dia turut berperang lalu dia menjawab bahawa dia telah beriman kepada Allah dan rasulNya. Apabila diberitahu kepada Rasulullah s.a.w tetang perkara in lalu bagnda menjawab : Dia masuk Syurga.

Satu lagi peristiwa iaitu yang berlaku kepada Qazman di mana dia berperang dipihak Islam dan berjaya membunuh tujuh atau lapan orang kafir...
Dia dijumpai dalam keadaan luka parah kemudian dibawa pulang kerumahnya. Dia memberitahu bahawa dia berperang kerana mempertahankan kaum bangsanya...
Oleh kerana dia tidak tertahan dengan kesakitan yang dihadapi lalu dia telah membunuh diri...
Apabila Rasulullah s.a. w diberitahu mengenai perkara ini lalu baginda bersabda : Dia masuk neraka.

antara kisah menarik juga adalah kisah Mukhairiq iaitu seorang ulama Yahudi..
pada hari perang,Allah mencampakkan iman ke dalam hati Mukhairiq..
hari itu dia masuk Islam,hari itu juga dia ikut berjihad dan hari itulah jua dia syahid dan mendapat syurga..
Muhammad berkata:"Barangsiapa yang ingin melihat ahli syurga yang tidak pernah sembahyang walaupun sekali,lihatlah kepada orang ini.."


Walau pun pada peringkat kedua dalam peperangan ini tentera Islam tidak berjaya malah seramai 70 orang telah gugur Syahid namun tentera musuh tidak berjaya mara untuk menawan Madinah dan membunuh Rasulullah s.a.w...
setelah berundurnya tentera bukan Islam,tamatlah jua peperangan..
pada masa itu,Rasulullah belum sedar Hamzah syahid sehingga apabila dia tiba ke tempat mayat Hamzah yang sebegitu rupa,baginda menangis teresak-esak..begitu jua para sahabat yang lain..
Rasulullah berkata yang bermaksud,"demi Allah,belum pernah aku lalui dalam hidupku sesedih suasana ini"..
Walaupun sedih dengan apa yang berlaku dalam peperangan Uhud ini tetapi Allah telah meniupkan semangat ke dalam sanubari umat Islam melalui ayat 104 surah an-Nisa’ : yang bermaksud:

"Jangan kamu merasa hina (hilang semangat) memburu musuh kerana jika kamu merasa sakit mereka juga merasa sakit seperti kamu merasainya sedangkan kamu pula berharap kepaad Allah apa yang mereka tidak harapkan"

menitis air mata mengenangkan indahnya syahid dijalan Allah...
lantas sepantas kilat semangat para syuhada' menerpa disanubari...
menebalkan lagi dan mengentalkan lagi jiwa ini...
setiap kali aku membayangkan bagaimana tubuhku hancur dibolosi peluru-peluru musuh, dikala itu juga menitis air mata kegembiraan...
ya...air mata kegembiraan...
gembira kerana aku dapat merasai indahnya syahid...
membayangkan bagaimana roh tersenyum melihat jasad yang terkulai layu dimedan syahid...
itulah detik-detik kemenangan seorang syuhada'...
biar syahid ataupun kemenangan..
itulah pengakhiran perjuangan ini... 


Itulah post saya kali ini.. semoga kita bisa mengambil hikmah atau pelajaran dari perang uhud ini :)
Read More